Bebek Sinjay Penggugah Selera
Siapa yang tidak pernah mendengar Sate dan Soto Madura? Bagi
kebanyakan orang yang belum pernah ke Madura, pulau ini selalu identik
dengan sate.
Namun kini, berkunjung ke pulau itu amat mudah dengan adanya jembatan
Suramadu. Kita dapat ke Madura dan menjumpai kekayaan wisata kuliner
yang lebih beragam. Bahkan di masing-masing empat kabupatennya,
Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep ada keistimewaannya
tersendiri. Di Sampang misalnya, ada Bebek Songkem, di Sumenep kita bisa
mencicipi jajanan Kue Apen, di Pamekasan ada jajanan Lepet, dan yang
tak kalah sedapnya adalah Bebek Sinjay di Bangkalan.
Bebek ini kini, amat terkenal. Kita bisa ke sana sebelum mencari
batik Pamekasan. Bebek Sinjay terletak sedikit di luar kota Bangkalan,
tepatnya di Jl Raya Ketengan, tidak jauh dari pusat kota. Jika sedang
berada di Surabaya dan berniat mengunjungi Jembatan Suramadu ada baiknya
melanjutkan sedikit perjalanan ke arah kota Bangkalan. Dari pintu tol
jembatan Suramadu, RM Bebek Sinjay berjarak sekitar 16 km.
Dulunya rumah makan Bebek Sinjay tidak terlalu ramai dan bangunannya
pun masih kecil. Namun mudahnya jalan masuk ke Madura dengan adanya
jembatan Suramadu, mengubah segalanya. Sekarang Bebek Sinjay sudah
terkenal di hampir seluruh Jawa Timur.
Bila berniat ke sana, sebaiknya dihindari jam makan siang karena
antreannya akan sangat panjang. Lebih baik datang agak pagi untuk
menhindari menunggu terlalu lama.
Banyak yang merasa kecewa dengan pelayanan rumah bebek ini, terutama
dari segi pelayanan. Cara memesan Bebek Sinyai memang agak merepotkan.
Hal ini dapat dimaklumi mengingat jumlah pengunjung sangat banyak dan
kadang satu orang memesan dalam jumlah banyak. Mungkin karena terkenal
dengan harganya yang murah tapi nikmat. Harganya berkisar Rp. 45.000,-
untuk 3 porsi bebek Sinjay dan 3 botol air mineral. Angka yang sangat
murah.
Sebelum memesan, kita harus antre untuk mendapatkan nota pesanan
sekaligus melakukan pembayaran tunai. Kadang pelanggan harus antre
sepanjang satu jam bahkan lebih. Bila beruntung, pesanan bebek mereka
dapatkan. Tapi bila kurang beruntung di meja pemesanan, jerohan bebeklah
yang ditulis. Dan bila tak beruntung, kita akan mendapati tulisan di
dinding, Bebek Habis. Setelah di meja pemesanan, pembeli harus menunggu
lagi. Bisa hanya 10 menit bisa setengah jam sebelum pelayan mengantar
bebek yang kita pesan. Cara pesan yang berbelit.
Tapi menunggu dan antre sekian lama akan terbayarkan jika sudah
menyantapnya. Sangat lezat. Ciri khas Bebek Sinjay terletak pada
sambalnya, yang dibuat dari paduan irisan mangga muda dan cabe merah
yang sangat pedas. Sambal mangga muda ini tidak digoreng terlebih
dahulu, tapi terasa ada minyak di sana. Mungkin campuran minyak goreng
yang digunakan menggoreng bebek .
Sambal memang kekuatan utama Bebek Sinjay. Rasanya unik dan khas
bercampur rasa asam dan pedas. Bayangkan saja, mangga muda dicampur
dengan cabe merah dinikmati dengan daging bebek dan nasi putih. Untuk
para penikmat rasa pedas, bisa pesan sambal yang agak banyak untuk
memuaskan rasa penasaran di lidah. Ini berbeda dengan kebanyakan bebek
goreng yang kita temukan di Surabaya, yang sambalnya adalah sambal
terasi yang dicampur dengan minyak. Di akhir santapan, tersedia lalapan
kemangi dan irisan mentimun.
“Saya ke sini karena diajak rekan di Surabaya. Sebelumnya memang
mendengar kelezatan bebek ini dari teman yang sering bertugas di Jawa
Timur,” kata Agung, warga Kalibata-Jakarta yang sedang bertugas beberapa
hari di Surabaya. Siang itu dia ke Bebek Sinjay dengan rombongan
kantor.
Konon per hari, warung makan ini mampu menghabiskan minimal 500 ekor
bebek atau setara dengan 4.000 porsi. Itu artinya, penghasilan puluhan
juta rupiah dalam waktu satu hari. Suatu pencapaian yang luar biasa
untuk jenis bisnis penjualan masakan. Terhubungnya Madura dengan
Surabaya nampaknya menjadi salah satu pemicu Bebek Sinjay ini laris
manis.